• Minggu, 13 Maret 2011

      Kisah Luqmanul Khakim dan seekor Khimar

      Dalam sebuah riwayat diceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim pergi ke pasar dengan menaiki seekor khimar, sedang anaknya mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, ada orang yang berkata,  'Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa,Dia enak-enak naik khimar sedang anaknya dibiarkan berjalan kaki." Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari khimarnya. lalu diletakkan anaknya di atas khimar itu. Melihat yang demikian, maka orang di passar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya tidak punya sopan begitu enaknya menaiki khimar itu, sungguh kurang adab kurang ajar anak itu." 

      Setelah Luqman  mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor khimar, adalah sungguh menyiksakan himar itu."  Kerana tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar , kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan khimar itu tidak dikenderai, dasar orang yang tidak bersukur, dikasih khimar oleh Alloh tidak digunakan dengan baik" Dalam perjalanan pulang  ke rumah, Luqman Hakim telah menasihatai anaknya tentang sikap manusia dan omongan mereka, katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu keputusan."

      Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya), dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu, ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan diri agar orang lain iba kepadanya." Wallohu a`lam bishowab.

      Subscribe To RSS

      Sign up to receive latest news